Saturday, April 2, 2011

2 Every Moment With You is the Sweetest One


Sudah memasuki April. Ada seseorang yang akan berulang tahun di april ini. Seseorang paling berpengaruh dalam hidupku. Seseorang berdarah Jawa. Seseorang yang aku cintai bahkan ketika aku membencinya. Seseorang yang akan aku relakan segenap hidupku hanya untuknya. Seseorang yang paling berjasa. Seseorang yang paling kubutuhkan hingga detik ini. Seseorang yang akan kuabadikan dalam setiap karya. Seseorang yang kusayangi saudara, ayah, hingga ibunya.

Seseorang yang kuucapkan namanya dalam setiap lantunan doa. Seseorang yang akan terpatri dalam sejarah hidup. Seseorang yang memiliki kekhasan. Seseorang yang memiliki derap langkah tegas. Seseorang yang berkarakter. Seseorang yang luwes. Seseorang yang cerdas. Seseorang yang sangat sangat sederhana.



Satu jawaban untuk seseorang tersebut: Ayah.

Ayah yang jarang ngomel. Ayah yang sangat bisa berkompromi. Ayah yang memiliki cita-cita tinggi untuk setiap anaknya. Ayah yang tepat waktu. Ayah yang datang kerja setengah jam sebelum jadwal dan pulang setengah jam sesudah jadwal. Ayah yang baik sekaligu ayahku yang pelit.

Ada satu kenangan ketika kecil. Anak-anak seusiaku saat itu pasti akan senang ketika dibelikan ayahnya mainan atau sepeda baru. Tapi, inilah kekhasan ayah, ia tak ingin dianggap sama dengan ayah-ayah yang lainnya. Suatu sore, hari jum'at, ketika ia pulang kerja, capek tentunya, sebungkus plastik ia letakkan disudut gudang, katanya pada ibu,"untuk Gemah". Ku awali dengan menerka: Mainan tapi bentuknya tak teratur, makanan tapi baunya tak sedap. Lantas apa? Ternyata "cuma" tanah liat. Ya, cuma! Komentar miring seperti itu wajar meluncur dari anak 7 tahun yang sedang mengidamkan mobil remote control.

Barulah besok pagi ia menjawab komentar miring itu, kebetulan hari sabtu ayah off dari kerjaannya sebagai pengawas diatas Kapal Ribut. Ayah ajarkan membuat asbak, pesawat, hingga mobil. Sambil mengolah tanah sesekali ayah membagi pengalamannya ketika kecil. Seperti halnya anak-anak Indonesia pada umunya, semasa kecil ayahku lebih suka bersinggungan dengan alam dikarenakan takdir hidup miskin. Ya, karena orang miskin sangat dominan dinegri ini, maka dari itu ayakhu masuk kedalam golongan anak-anak Indonesia. Tak ada mobilan apalagi nintendo. Lumpur-lumpur sawah menjadi sangat akrab karena dengan itulah kreasi si ayah kecil berkembang. Dewasa ini, aku baru mengerti, ayah ingin membagi pengalamannya bagaimana agar tetap bahagia meski hidup susah. Terus tertawa. Terus bersyukur.

Hal lain yang kukagumi dari ayah, ia seorang yang piawai dalam merangkai nama. Anak pertamanya bernama Sri Kusuma Lesmana Sari, kedua Dwin Prambudi, dan ketiga Gemah Prismandaru. Bibiku juga meminta sihir ayah agar nama anaknya sebagus kami, ayah memberikan Rahmah Sekar Sedayu. Tak sedikit orang yang memuji 4 nama diatas. Yang membuat ku semakin terkesima adalah belum pernah aku menemui seseorang yang bernama sama denganku, umumnya hanya Gema, bukan Gemah. Kegemaran ayah terhadap dunia perwayangan sedikit banyak mempengaruhi penamaan anak-anaknya. Namun, hingga kini aku belum mengerti betul arti namaku, karena setiap kali ditanya, ayah malah bercerita dunia wayang.

Hhhaaa…….masih banyak fakta menarik tentang ayah. Jadi ingat baris terakhir lirik soundtrack iklan Tropicana Slim:

"Every moment with you is the sweetest one"


Selamat ulang tahun, ayah..
Ayah, kalau kau membaca, tak perlu baca dari awal, cukup baca kalimat terakhir ini: "gemah sayang ayah"

(untuk ayahku yang berulang tahun pada 3 april)

2 comments:

 

Gemahpedia Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates