Monday, September 3, 2012

1 Untold

Hitler, Mussolini, Palin? Atau Soeharto? Atau yang masih segar diingatan seperti Mubarrak dan Khadaffi? Silahkan pilih salah satu yang dianngap sebagai diktator.

Diktator dibagi ke dalam 2 masa, sebelum Perang Dunia II dan setelah Perang Dunia II. Sebelum PD II, diktator identik dengan keberingasan dan haus kekuasaan. Bla bla bla mengenai sepak terjang Hitler cs. tak akan sukar untuk dicari. Dunia mengenang mereka sebagai orang terkejam yang pernah ada di muka bumi ini.

Setelah PD II, tren mengalami pergeseran. Sadar bahwa berperang secara frontal akan menyudutkan mereka, para diktator mengubah pola kepemimpinan. Bukan lagi melawan, tapi justru bersekutu dengan negara yang mengaku memenangi PD II, Amerika Serikat. Di negri kita sendiri, lebih dari 30 tahun Soeharto berkuasa dan menyuplai asupan harta anak cucunya agar terjaga sampai 7 keturunan kelak. Mubarrak dan Khadaffi juga setali tiga uang. Ketiganya berkiblat ke negara adidaya Amerika Serikat. Kekayaan alam yang melimpah ruah di Indonesia, Mesir, dan Libya menjadikan AS merasa wajib menempatkan perwakilannya agar dapat menguasai energi dan mineral dalam diri Soeharto, Mubarrak, dan Khadaffi.

Bukan mengenai tokoh-tokoh diatas yang menjadi bahan perbincangan di ngobrol kupong kali ini, tapi adalah pengawas di asrama, insial KB.

KB, seingat saya, datang dan bekerja di asrama saat angkatan 3 masih bermukim di Pemali. Selentingan terdengar jika ia kurang bisa diterima di angkatan 4 kendati sudah sebagai pengawas disana. Angkatan 5, belum, ia belum berkuasa dan kesangarannya tidak begitu mampu menjadi angkatan 5 tunduk dibawah pengaruhnya.

Setahun pertama saya diasrama belum bisa menbaca pola-pola apa saja yang ia terapkan. Tahun kedua, atau ketika kami sudah punya adik kelas, muncul lah nama Tohari. Tahun ketiga, nama Duha naik ke permukaan. Kedua orang ini mendapatkan perlakuan yang sama dengan saya ketika pertama kali menginjakkan kaki di asrama. Kami bertiga seperti halnya Soeharto, Mubarrak, dan Pemimpin Libya yang harus tunduk kepada perintah AS. Kamilah perwakilan KB. Kami seperti halnya "terpilih".

Ketika Orde Baru masih berjalan, sering terdengar istilah "Asal Bapak Senang" dan "Berdasarkan Instruksi Bapak Presiden". Itu pula yang kami lakukan sebagai deputi KB. Segala instruksi yang ia berikan akan segera diteruskan sebagai misi mewujudkan "Asal Kakak Senang" dan mengawalinya dengan lafas "Kata Kak B...".

Saya pikir lagi jauh mundur kebelakang, bagaimana bisa ia mendapatkan orang-orang yang tepat? Ini jelas bukan gambling atau hom pim pa. Psikotes, menurut saya dari situlah ia mendapatkan gambaran. Saya belum menanyakan ini dengan Ayim, tetapi saya berkeyakinan inilah sumbernya.

Harus diakui bahwa ia salah satu orang yang gemar mengadakan mind game, ia terlihat maniak dengan hal-hal yang berbau psikologi, membaca karakter orang satu per satu dan menyelaminya dengan cara-cara berbeda pula. The Best Friend Ever, untung saya memiliki mereka. Saya tersadar ketika mereka banyak yang berkata bahwa saya terlalu tunduk atas instruksi KB, kurang lebih satu tahun. Menurut saya, ia terlalu memaksakan apa yang ia mau terhadap siswa diasrama. Ia membangun asrama sebagai kerajaannya dengan hukum tidak tertulis. Namun ia terkadang lupa bahwa 40 orang yang ada diangkatan 7 ini terlahir 1000 tahun sekali. Kamilah angkatan dengan kemajemukan watak. Ilmunya tampak belum cukup untuk meredam kehausan kami akan kebebasan dan kami menempatkan orang-orang seperti ia ke jajaran para diktator.

Setahun saya rasa cukup. Perlahan saya mulai menjauh dan justru memulai gerakan-gerakan yang Anti-KB. Pemikiran saya saat itu sederhana, apakah harus saya terus-terusan berada dipihak berseberangan dengan teman-teman? Lagi pula saya yakin, teman-teman saya bukan berasal dari keluarga setan yang akan menjerumuskan sesama teman. Dan bila boleh sedikit sombong, setelah saya resign, ia tak lagi punya kaki tangan yang bisa menguasai angkatan 7, sebaik saya.

Jadilah kami angkatan yang dicap paling susah diatur, bandel, liar, apalah. Semua hanya karena kami tak tunduk aturan KB. Tapi kami tumbuh dengan cara yang kami bilang kebebasan. Cukuplah pagar Pusdiklat PT Timah yang menjadi belenggu kami, tidak lagi untuk kepemimpinan dan hukum tak tertulis KB. Asah, asih, asuh malah kami dapatkan ketika KB tak pernah nampak ataupun resek ke angkatan kami. Kami lah anak, kami lah orang tua, kami lah kakak, dan kami lah adik bagi angkatan kami sendiri, Fantastic 40. Ah, coba dari dulu-dulu ini nama angkatan kami.

Apa benar kami ini angkatan yang paling paling paling kata oknum itu? Tanya dengan masyarakat Pemali, pernah kami bertikai atau rusuh dengan mereka? Pernah ada pemuda Pemali yang memanjat pagar asrama untuk mengajak duel anggota angkatan kami karena tersinggung setelah mengajungkan jari tengah kepada mereka? Pernah kami bertindak asusila? Aha, saya tahu, ini klise. Mungkin kami disebut demikian karena sesungguhnya mereka ingin kami terus dan terus belajar, dengan cara membenamkan kami. Atau mungkin, mungkin sih, ini bentuk frustasi karena kami tidak bisa dijadikan tunduk pada rezim KB dan kemudian kami disematkan ini itu? Yah, kriminalisasi lah bahasa kerennya! Seperti yang dilakukan kepada orang-orang bersih dan vokal di pemerintahan, DPR, ataupun parpol, seperti Antasari Azhar.


Saat ini saya kurang tau atau tepatnya tidak mau tau dengan asrama. Entah bagaimana kini disana, apakah kerajaan itu telah berdiri kokoh atau belum. Dan, bagaimana dengan para deputi kerajaan? Entahlah.

1 comments:

  1. aseeeekkkkk ...
    ku baru bc ni kak :D dan oke..
    memangg seperti itu jadinya ,, ckckck

    ReplyDelete

 

Gemahpedia Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates