Monday, February 24, 2014

4 Pekerjaan Bangsa

Usia saya sudah menginjak angka 23, lebih 2 bulan kira-kira sejak tulisan ini. Tapi kalau boleh jujur, belum ada sesuatu yang berarti saya sumbangkan kepada negara. Idealisme dan semangat tinggi saya ketika berada di bangku SMA ternyata masih mentah, belum ada apa-apa yang mampu saya perbuat untuk Indonesia. Namun ada satu impian bagi saya untuk ikut terlibat dalam kemajuan bangsa, yaitu lewat sepakbola.

Saat penyelenggaraan SEA GAMES 2011 di Indonesia saya sempat melemparkan guyonan. Pernyataan itu seperti halnya bumerang, dilempar dan kembali kepada si pelempar. Kurang lebih berbunyi seperti ini:

"Kalian lihat pemain Timnas sepak bola kita, mereka semua masih muda dan sudah melakukan sesuatu untuk membela negara. Lah kita?"

Semakin menohok lagi ketika melihat adik-adik di Timnas U-19 berhasil menggondol juara satu di Piala AFF 2013 dan mandapat pujian dari sana-sini. Mereka bahkan jauh lebih muda dari saya.

Toni Pogacnik, mantan pelatih Timnas asal Yugoslavia berujar bahwa Pele merupakan pekerjaan suatu bangsa. Saya jadi bermimpi bagaimana nantinya saya akan mendidik anak laki-laki saya untuk menjadi seorang pemain besar dan dikenal seantero negri ini. Dia nanti seketika keluar dari rahim ibunya ibaratnya kertas putih dan akan saya gambarkan sepakbola diatasnya.

Akan saya berikan ia nama Braga. Ya, Braga! Braga nanti akan tumbuh dan besar di lingkungan sepakbola, dimana anak-anak seumurnya mulai menggiring bola sejak kecil, menonton pertandingan sepakbola nasional secara langsung di stadion, dan menimba ilmu sepakbola di SSB. Setiap malam minggu ketika tim-tim dari liga Eropa bertanding, saya akan bangunkan dan mengajaknya menonton. Menanamkan kecintaan terhadap sepakbola tentu menjadi dasar.

Kelak Braga akan menjadi pemain spektakuler, dengan skill-nya menggiring bola menyisir sisi kanan atau kiri lapangan. Kemampuan drible dan melakukan cut inside akan memancing pemain lawan untuk menghentikannya, sebagian ingin men-tacle, dan ada pula yang ingin menjegalnya. Namun Braga nanti akan dibekali dengan kecerdasan yang luar biasa, kemampuannya yang mampu mencuri perhatian lawan akan dimanfaatkan untuk memberikan umpan matang kepada rekan satu tim.

Atau anggaplah nanti Braga akan menjadi seorang gelandang. Braga akan selalu dijaga oleh 2 hingga 3 pemain lawan, namun tetap mampu melepaskan umpan matang ke depan. Sedari kecil Braga akan menjadikan bola sebagai teman, menangis ketika bola nya diambil ataupun rusak dan menjadikan lapangan bola sebagai tempat bermain. Kelak, Braga akan meneteskan air mata ketika tim nya kalah atau tersingkir dari suatu turnamen, pertanda bahwa mentalnya sedang ditempa.

Di usianya yang masih belia nantinya Braga akan diberikan kontrak profesional, dan terus tumbuh hingga menjadi pemain kelas dunia.

Sekarang, anggaplah pernikahan saya 5 tahun lagi, tahun 2019, ketika saya berusia 28 tahun. Banyaknya anak yang saya inginkan sebanyak 3 orang, dengan rentang masing-masing anak 2 tahun. Simpelnya, anak pertama lahir 2 tahun pasca pernikahan (2021), anak kedua tahun keempat (2023) dan anak ketiga tahun keenam (2025), dan anggap saja anak laki-laki adalah si bungsu, maka tahun 2025 itulah program "pekerjaan bangsa" dimulai.

Pertanyaannya, pada tahun 2025 itu, atau 11 tahun lagi, seperti apa bentuk sepakbola negri ini? Masih carut marut kah? Dengan segala konspirasi didalamnya, pengaturan skor, wasit yang tidak profesional, hingga belum mandiri nya klub. Dan yang lebih parah, bagaimana bentuk pembinaan usia dini nantinya? Percuma segala bentuk program telah saya susun tetapi sistem disini tidak mendukung. Percuma saja bila segala bakat yang dimiliki anak bangsa akan kalah dengan titipan para petinggi. Percuma bila sepakbola masih saja menjadi kepentingan segelintir orang di kancah Pemilu.

Suatu saat anakku itu mungkin akan menemukan tulisan ini. Tulisan yang menjadi bukti impian calon seorang ayah kepada anaknya, bahwa program pendidikan sepakbolanya sudah dirancang bertahun-tahun sebelum kelahirannya. Sekaligus tulisan ini menjadi bukti bahwa dizaman ini, sepakbola kita masih dilumuti kecarut-marutan.

Let's kick the ball, Braga!!

4 comments:

  1. Wah..wah... ku tunggu gemah junior belari di lapangan hijau sembari menggiring bola ;)

    *tau-tau anak gemah bini gale, wkwkwkwkwk*

    ReplyDelete
  2. Anak ku kek anak ka kelak satu tim, yim. Men tige-tige e bini, ku pake program intensif biar dapet anak laki :p

    ReplyDelete
  3. pas anak ke-tige k lahir, idraki lah masuk tinas U-13

    ReplyDelete
  4. Idraki dak masuk SSB, die masuk silat.

    ReplyDelete

 

Gemahpedia Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates