Wednesday, October 19, 2011

0 UCL Matchday 3

Postingan ini memang telat, karena akan mengulas prediksi saya mengenai beberapa pertandingan yang melibatkan tim-tim top Eropa yang berlaga di Liga Champions Eropa. Tapi saya berani jamin, bahwa prediksi ini sudah saya buat sebelum kick off pertandingan dimulai, dan akan saya tampilkan juga hasil pertandingan tadi malam. Yah, siapa tau bisa jadi kerjaan sampingan, bahasa kerennya konsultan.

1. Napoli vs Bayern Muenchen.
Ulasan: Meski berjaya di era 90-an dengan Maradona sebagai pemain andalannya, kehadiran Napoli di pentas Liga Champions Eropa kali ini masih berlabel tim pendatang baru. Komposisi skuat yang mereka punya sebenarnya cukup mumpuni, tapi misi untuk mendapatkan poin di setiap laga kandang tampaknya lebih realistis. Belum lagi di Serie-A mereka berambisi besar untuk meraih scudetto. Sedangkan Muenchen musim ini datang dengan ambisi menggondol trofi. Skor akhir 1-1 cukup adil untuk kedua tim.

Hasil pertandingan: 1-1

2. Otelul Galati vs Manchester United
Ulasan: MU tidak menurunkan pemain kunci seperti Rooney, Chicarito, dan Nani pada big match melawan Liverpool demi 3 poin melawan Otelul Galati. Apalagi pada 2 pertandingan sebelumnya MU hanya mampu meraih 2 hasil seri. Prediksi skor akhir 3-0.

Hasil pertandingan: 2-0

3. Real Madrid vs Lyon.
Ulasan: Madrid akan mampu menggelontorkan lebih dari 2 gol. Tapi menilik tim sekelas Real Betis dan Rayo Vallecano saja yang mampu mencetak gol ke gawang Casillas, tampaknya Lyon paling tidak mampu melesakkan minimal 1 gol. Prediksi skor akhir 3-1.

Hasil pertandingan: 4-0

4. Lille vs Inter.

Ulasan: melihat kondisi Inter yang tak kunjung membaik di pentas domestik, kemenangan tipis akan diraih Inter. Pemain yang memiliki kualitas ditas pemain Lille, serta ambisi untuk mengulang kejayaan 2 musim lalu akan melecut semangat pasukan Inter. Prediksi skor akhir 1-2

Hasil pertandingan: 0-1

5. Manchester City vs Villareal
Ulasan: City sulit untuk menang dengan skor besar melawan Villareal. Pertimbangannya adalah Villareal sedikit lebih berpengalaman ketimbang City, meskipun skuat Mancini sangat superior dari segi harga. Namun karena bermain didepan publik sendiri, City akan memastikan raihan 3 poin pertama. Prediksi skor akhir 2-0.

Hasil akhir: 2-1

Friday, October 7, 2011

0 Man Behind Trophies

Siapa bilang langkah sebuah klub sepakbola ditentukan 1 pelatih dan 11 pemain dilapangan? Hal ini tak berlaku dalam kamus klub-klub Serie-A. Prestasi-prestasi klub-klub Italia sangat bergantung kepada kepiawaian para petinggi-petinggi klub. Tak percaya? Berikut akan saya beberkan tentang sepak terjang Juventus dan AC Milan yang masing-masing sukses dipentas lokal dan Eropa.

AC Milan, klub yang lahir pada tahun 1889 ini sangat beruntung bisa mencantumkan nama Adriano Galliani dalam jajaran klub. Pria plontos ini adalah otak dari segala aktifitas transfer Milan. Ia mempunyai kemampuan menilai pemain layaknya seorang scout talent, dan dikenal sebagai negosiator ulung. Kedekatannya dengan pemilik klub, Silvio Berlusconi, menjadikannya sebagai tangan kanan PM Italia tersebut. Kendati hanya menjabat sebagai Wakil Presiden dan CEO AC Milan, segala keputusan akan bermuara kepadanya. Nama-nama seperti Andriy Shevchenko, Rui Costa, Filippo Inzaghi, Clerence Seedorf, Andrea Pirlo, hingga Ibrahimovic dan Robinho diyakini tak akan berlatih di Milanello jika bukan karena kelihaian Galliani. Pun halnya dengan keputusan menunjuk Carlo Ancelotti dan Massimiliano Allegri sebagai pelatih.

Belum lagi berbagai kebijakan aneh yang ia terapkan ketika dalam bernegosiasi. Melihat retaknya hubungan Ibrahimovic dan Pep Guardiola, Galliani langsung memasukkan proposal ke klub Catalan itu. Meski dana yang dimiliki terbatas, tak menggetarkan hasrat Galliani untuk mendapatkan tanda tangan Ibra. Dasar negosiatos ulung, opsi peminjaman dengan pembelian diakhir musim disepakati kedua belah pihak. Lain halnya denganBoateng. Milan tak punya dana untuk mendatangkan pemain asal Ghana ini, namun kedekatan Milan dengan Genoa dimanfaatkan betul oleh AC Milan. Galliani berhasil merayu kubu Genoa untuk membeli Boateng tetapi kemudian langsung dipinjamkan ke Milan, dan akan dibeli diakhir musim. Singkat cerita kedua pemain ini lah menjadi tulang punggung Milan meraih Scudetto 2011.

Mengawali musim 2011/2012, Galliani tak berhenti untuk memburu pemain, lagi-lagi dengan dana yang terbatas. Walau tak satu pun antara Ricardo Montolivo dan Thiago Motta yang berhasil digaet, skema apik telah disiapkan Milan, dan lagi-lagi dengan Genoa. Skema pertama, Milan akan membantu Genoa dalam membeli Alberto Gilardino, dan Genoa akan merekrut Montolivo yang langsung akan dipinjamkan ke Milan persis seperti kasus Boateng. Hal in dikarenakan Fiorentina mematok harga yang berbeda soal Montolivo, yang pasti lebih mahal untuk kubu AC Milan. Nah, skema kedua, Milan akan memanfaatkan Genoa untuk mendapatkan Thiago Motta dari Inter Milan. Sangat masuk akal, karena bila Milan yang langsung mengontak kubu Nerazzuri, sangat kecil harapan untuk mendapatkan tanda tangan Motta. Opsi ini sebetulnya hampir saja terealisasi, namun mendengar kabar ini Massimo Moratti buru-buru untuk membatalkan transfer Motta ke Genoa.

Romantisme Milan dengan Galliani juga terjadi di Juventus. Kali ini, pelakunya adalah Luciano Moggi. Sebelum dirinya di hukum tidak boleh aktif disepakbola seumur hidup, Juventus telah dibawanya ke singgasana tertinggi sepakbola Italia, plus dengan materi pemain-pemain mumpuni. Pavel Nedved, Camoranesi, Tacchinardi, Gianluigi Buffon, David Trezeguet, hingga Fabio Cannavaro didatangkan berkat kecerdikan Moggi. Pasca turun kasta ke Serie-B, praktis Juventus pun tak lagi mempunyai Direktur Teknik seperti Moggi. Tahun 2010, pers Italia mengabarkan bahwa Juventus ingin meminang Galliani dari AC Milan. Juventus sangat berambisi untuk mematahkan dominasi Inter Milan setelah kembali ke Serie-A, sebelum akhirnya Milan yang berhasil mematahkan gelar ke-6 berturut-turut Inter.

Nah, pilihan Juventus akhirnya jatuh kepada Bepe Marotta. Pria kelahiran Varese, 25 Maret 1957 ini "dibajak" dari Sampdoria. Jangan sepelekan kemampuan Marotta. Tahun 1995, Marotta bekerja untuk klub Serie-B, Venice sebagai Direktur Teknik, dan 2 musim kemudian Venice berhasil promosi ke Serie-A. Setelah itu ia dipinang Venezia, walau tak mampu mengangkat prestasi tim, Marotta tetap sukses dengan mengangkat karir Alvaro Recoba hingga menjadi pemain top Eropa. Tahun 2000, ia mengabdi untuk Atalanta, kali ini sebagai Manajer Umum. Atalanta mampu finis di peringkat ke-7 pada musim 2000/2001, dan posisi ke-9 pada 2001/2002. Prestasi luar biasa mengingat Atalanta adalah pelanggan zona degradasi.

Musim 2002/2003, ia pindah ke Sampdoria. Seperti klub-klub sebelumnya, prestasi Sampdoria terangkat. Diawali dengan mendatangkan Antonio Cassano dan Gianpaolo Pazzini dari Real Madrid dan Fiorentina, musim 2009/2010 Sampdoria berhasil finis diperingkat 4 dan berhak ikut kualifikasi Liga Champions. Seabrek prestasi inilah yang kemudian membuat Andrea Agnelli kepincut untuk meminangnya sebagai salah satu staf di Juventus. Dan pada penghujung musim 2009/2010 ia resmi bertugas untuk Juventus dan memulai membangun kerangka tim dengan membawa serta Luigi Del Neri dari Sampdoria sebagai pelatih. Begitu pentingnya peran seorang Marotta bagi Sampdoria terlihat ketika setahun ia hengkang dari Luigi Feraris, Sampdoria terdegradasi ke Serie-B!

Musim 2010/2011, Juventus belum mampu berbicara banyak dipentas lokal. Mereka bahkan tak mampu lolos ke zona Europa League untuk musim 2011/2012. Namun itu tak membuat Andrea Agnelli sebagai Presiden Juventus berhenti untuk melakukan revolusi. Ia tak segan-segan merogoh kocek dalam-dalam untuk Arturo Vidal hingga Mirko Vucinic, dan mempertahankan pilar-pilar lama seperti Bonucci, Chiellini, dan Milos Krasic. Dan jangan lupakan Antonio Conte, pelatih muda yang berhasil membawa Siena promosi ke Serie-A. Sejauh ini, Juventus telah menunjukkan tren positif dengan bertengger diperingkat pertama mengungguli tim-tim papan atas seperti AS Roma, Inter Milan, Napoli, hingga sang juara bertahan AC Milan yang kini masih berkutat dengan masalah kebugaran pemain. Saya sendiri sejak awal musim menempatkan Juventus sebagai unggulan pertama untuk meraih scudetto musim ini. Mereka sangat diuntungkan dengan hanya bermain di kompetisi lokal sementara kompetitor seperti Milan, Inter, dan Napoli harus berjuang dipentas Eropa. Belum lagi Milan yang musim ini tak lagi mematok Serie-A sebagai prioritas, melainkan Liga Champions.

Mungkin inilah alasan kenapa Inter Milan tak mampu mengungguli Milan dan Juventus sebelum calciopoli, karena mereka tak mempunyai orang yang mengerti kebutuhan tim seperti Moggi dan Galliani. Komentar pedas Moggi ada benarnya, ia mengatakan bahwa Inter Milan butuh calciopoli jilid II untuk kembali merengkuh scudetto. Milan dan Juventus sudah kembali ke trek juara mereka, dan ditambah Roma yang juga berambisi penuh setelah dibeli pengusaha AS, Di Benedetto. Jangan lupakan pula Napoli, klub yang ingin mengulang kisah manis mereka ketika masih bersama Maradona.

Dan kini kita tahu, siapa pria dibalik trofi-trofi mentereng Milan dan Juventus. Tanpa mereka, mungkin lemari trofi akan tak sesesak kini, seperti lemari trofi tetangga sebelah.
 

Gemahpedia Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates