Galliani dan Financial Fair Play
Efektifitas menjadi kunci dari transfer Milan. Pemain utama dari kebijakan ini adalah CEO Milan, Adriano Galliani. Ialah yang mengatur segala macam bentuk transfer Milan, termasuk pelatih. Dan syukurnya Milan mempunyai 'pelayan' loyal seperti Galliani. Selain dikenal sebagai negosiator ulung, ia pun jeli dalam melihat kebutuhan tim.
Ketika membeli Ibrahimovic dan Robinho Milan ibaratnya mendapat durian runtuh. Harga kedua pemain ini sedikit lebih murah dari harga awal yang dirilis Barcelona dan Manchester City. Galliani dengan jeli memanfaatkan kondisi Ibra dan Binho yang tak lagi betah di Spanyol dan Inggris. Berbekal tanah Itali yang mempunyai kesan manis bagi Ibra, tawaran peminjaman plus opsi pembelian akhirnya tak mampu ditolak Barca. Dan kondisi Milan yang selalu menjadi rumah kedua bagi para pemain Brazil akhirnya meluluhkan Manchester City untuk melepas Robinho.
Jangan lupakan pula 'Prince' Boateng yang dibeli dengan cara yang aneh, tetapi berandil besar dalam langkah Milan. Ia dibeli Genoa ketika klub lamanya, Portsmouth bangkrut dan terdegradasi. Namun, tak sempat menginjakkan kakinya di markas Genoa, ia langsung dipinjamkan ke Milan dengan opsi pembalian diakhir musim.
Musim ini, kejelian Galliani kembali membuahkan hasil. Noccerino diboyong ke San Siro "cuma" dengan €500.000, Mexes didapatkan dengan gratis, dan Aquilani didapatkan dengan pinjam plus klausul pembelian setelah memainkan 20 laga. Konstribusi ketiganya sejauh ini sangat memuaskan, terutama pos yang mereka isi adalah pos dimana selama ini nama-nama uzur seperti Gattuso, Seedorf, dan Nesta bermain.
Ketika Milan dicap sebagai sebuah panti jompo yang bermaterikan pemain uzur, langkah penyegaran skuad dilakukan Galliani. Tak seperti klub-klub lain yang cenderung membeli pemain baru untuk mengisi pos-pos pemain tua, langkah pertama Milan adalah merekrut Max Allegri. Secara pengalaman, Allegri tak mempunyai track record bagus. Klub-klub yang ditanganinya pun cuma tim-tim medioker. Tetapi yang membuat Galliani kepincut adalah kemampuan Allegri dalam memaksimalkan pemain muda.
Dengan memberikan "modal" seperti Robinho dan Ibrahimovic, Allegri akhirnya mampu membawa kejayaan bagi Milan. Tidak hanya itu, pemain dari tim primavera Milan seperti Merkel dan Strasser pun diberikan kesempatan mencicipi beberapa laga Milan di Serie-A. Musim panas 2011 Milan pun dengan yakin membeli El Sharaawy dari Genoa yang masih belia. Dan hasilnya dibawah olesan Allegri, El Sharaawy mampu menunjukkan kelasnya.
Langkah yang selama ini dilakukan Milan nampaknya akan diikuti klub-klub Eropa lainnya. Saat ini tercatat 50% klub belanja melebihi pemasukan mereka, dan akhirnya mereka merelakan klub mereka terjebak hutang dan akhirnya bangkrut. Maka, pada 2009 EUFA mencetuskan ide dengan mengeluarkan regulasi Financial Fair Play, dimana klub-klub akan dilarang mengeluarkan dana untuk keperluan belanja pemain melebihi pemasukannya. Financial Fair Play direncanakan akan mulai diberlakukan kepada klub-klub Eropa selepas pagelaran EURO 2012. Dan pemilik AC Milan, Silvio Berlusconi sepertinya juga tak ingin merusak hubungan baiknya dengan Platini selaku ketua EUFA dengan melanggar Financial Fair Play ini.
0 comments:
Post a Comment